Kategori: Bahasan Utama
Pemimpin haruslah amanat. Namun sifat amanat Suami Ulasan Sangat kurang untuk SAAT Suami, bahkan walau kepalanya dibaluti sorban atau jidatnya Nampak bekas shalat. Sungguh, musibah di Akhir Zaman. Perhatikan nasehat Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam PADA Abu Dzar berikut inisial.
Abu Dzaar berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Bahasa Dari Abu Dzaar pula, berkata besarbesaran, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau regular tidak memberiku kekuasaan?" Lalu beliau memegang pundakku Artikel Baru tangannya, kemudian bersabda,
Imam Nawawi membawakan doa hadits di Atas Dalam, kitab Riyadhus Sholihin PADA Bab "Larangan meminta kepemimpinan Dan kecepatan memerlukan, expandabilas meninggalkan kekuasaan apabila besarbesaran regular tidak diberi atau KARENA regular tidak ADA Hal Yang mendesak untuk ITU."
Hadits di Atas menunjukkan bahwa regular tidak layak kepemimpinan atau kekuasaan diberikan PADA orangutan Yang Lemah Yang kapabilitas regular tidak Punya, Bukan Ahli di dalamnya. Namun Boleh menerima kekuasaan jika diberikan Diposkan oleh khalifah atau Diposkan oleh majelis Yang bertugas untuk menunjuk Penguasa Yang mampu.
Titik Penting Yang Patut dicatat bahwa kepemimpinan Dan kekuasaan adalah amanat Yang berat untuk Dan berbahaya. Siapa Yang diberi amanat seperti inisial hendaklah besarbesaran BENAR-BENAR menjalankannya Dan JANGAN pajaknya khianat. Jika besarbesaran menjalaninya Artikel Baru BENAR Dan Punya kapabilitas di dalamnya, Maka AGLOCO Akan mendapatkan keutamaan berupa Yang Besar naungan Allah PADA Hari Kiamat kelak.
HANYA Allah Yang memberi taufik.
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhis Sholihin, Abu Usamah Salim bin 'Ied Al Hilali, terbitan Dar Ibnil Jauzi, PERTAMA CETAKAN, Tahun 1430 H, 1: 663-664.
Dikutip dari Blog Muslim.Or.Id
Pemimpin haruslah amanat. Namun sifat amanat Suami Ulasan Sangat kurang untuk SAAT Suami, bahkan walau kepalanya dibaluti sorban atau jidatnya Nampak bekas shalat. Sungguh, musibah di Akhir Zaman. Perhatikan nasehat Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam PADA Abu Dzar berikut inisial.
Abu Dzaar berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يا أبا ذر إنى أراك ضعيفا وإنى أحب لك ما أحب لنفسى لا تأمرن على اثنين ولا تولين مال يتيم
" Wahai Abu Dzaar, sesungguhnya: aku melihatmu adalah orangutan Yang Lemah Dan: aku Ulasan Sangat Senang memberikanmu Apa Yang: aku senangi untuk diriku Sendiri. Janganlah engkau menjadi pemimpin Atas doa orangutan Dan janganlah pula engkau mengurusi Harta Anak yatim . "(HR. Muslim no. 1826).Bahasa Dari Abu Dzaar pula, berkata besarbesaran, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau regular tidak memberiku kekuasaan?" Lalu beliau memegang pundakku Artikel Baru tangannya, kemudian bersabda,
يا أبا ذر إنك ضعيف وإنها أمانة وإنها يوم القيامة خزى وندامة إلا من أخذها بحقها وأدى الذى عليه فيها
" Wahai Abu Dzaar, sesungguhnya engkau adalah orangutan Yang Lemah. Dan kekuasaan ITU adalah amanah, Dan kekuasaan nihil PADA Hari Kiamat menjadi kehinaan Dan penyesalan, kecuali * Bagi orangutan Yang mendapatkan kekuasaan nihil Artikel Baru Dan haknya melaksanakan kewajibannya PADA kekuasaannya ITU. "(HR. Muslim no. 1825).Imam Nawawi membawakan doa hadits di Atas Dalam, kitab Riyadhus Sholihin PADA Bab "Larangan meminta kepemimpinan Dan kecepatan memerlukan, expandabilas meninggalkan kekuasaan apabila besarbesaran regular tidak diberi atau KARENA regular tidak ADA Hal Yang mendesak untuk ITU."
Hadits di Atas menunjukkan bahwa regular tidak layak kepemimpinan atau kekuasaan diberikan PADA orangutan Yang Lemah Yang kapabilitas regular tidak Punya, Bukan Ahli di dalamnya. Namun Boleh menerima kekuasaan jika diberikan Diposkan oleh khalifah atau Diposkan oleh majelis Yang bertugas untuk menunjuk Penguasa Yang mampu.
Titik Penting Yang Patut dicatat bahwa kepemimpinan Dan kekuasaan adalah amanat Yang berat untuk Dan berbahaya. Siapa Yang diberi amanat seperti inisial hendaklah besarbesaran BENAR-BENAR menjalankannya Dan JANGAN pajaknya khianat. Jika besarbesaran menjalaninya Artikel Baru BENAR Dan Punya kapabilitas di dalamnya, Maka AGLOCO Akan mendapatkan keutamaan berupa Yang Besar naungan Allah PADA Hari Kiamat kelak.
HANYA Allah Yang memberi taufik.
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhis Sholihin, Abu Usamah Salim bin 'Ied Al Hilali, terbitan Dar Ibnil Jauzi, PERTAMA CETAKAN, Tahun 1430 H, 1: 663-664.
Dikutip dari Blog Muslim.Or.Id